Review Pondok Pesantren Temboro: Aliran, Sejarah

Reyno Tresnadi

Pondok Pesantren Al-Fatah Temboro adalah lembaga pendidikan Islam yang berlokasi di Desa Temboro, Karas, Magetan. Pesantren ini didirikan oleh K.H. Shiddiq dan kemudian dikembangkan oleh K.H. Mahmud Kholid Umar serta K.H. Ahmad Shodiq, dua tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di Magetan. Saat ini, Pondok Pesantren Al-Fatah dikenal sebagai salah satu pusat Jamaah Tabligh terkemuka di Asia Tenggara.

Sejarah

Pendirian Pesantren

Pondok Pesantren Al-Fatah awalnya bermula sebagai halakah pengajian yang dipimpin oleh K.H. Shiddiq pada tahun 1912. Halakah ini bertahan hingga wafatnya Kiai Shiddiq pada tahun 1950. Kepemimpinan kemudian diteruskan kepada K.H. Mahmud Kholid Umar dengan K.H. Ahmad Shodiq sebagai wakilnya. Pada tahun yang sama, mereka mengubah halakah tersebut menjadi pesantren salaf. Di luar pesantren, Kiai Shiddiq, Kiai Mahmud, dan Kiai Ahmad juga berperan dalam pembentukan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Magetan, dengan Kiai Mahmud sebagai Rais Syuriah pertama.

Di bawah kepemimpinan Kiai Mahmud, beberapa pembaruan dalam sistem pendidikan mulai diterapkan di Al-Fatah. Madrasah Ibtidaiyah (MI) didirikan pada tahun 1965, kemudian disusul dengan pembukaan Pendidikan Guru Agama (PGA) pada tahun 1967. PGA ini dipecah menjadi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) pada tahun 1985.

Hubungan dengan Jamaah Tabligh

Jamaah Tabligh (JT) masuk ke Temboro pada tahun 1984 melalui rombongan yang dipimpin oleh Profesor Abdus Sobur. Pada tahun yang sama, K.H. Noor Thohir, menantu Kiai Mahmud yang sebelumnya belajar di Arab Saudi, menghadiri ijtima’ JT di Lahore, Pakistan. Dua tahun kemudian, K.H. Uzairon Thoifur Abdillah, putra Kiai Mahmud, bergabung dengan JT saat masih belajar di Mesir.

Setelah kembali ke Temboro pada tahun 1987, Kiai Uzairon membentuk kelompok-kelompok khuruj yang terdiri dari para santri senior Al-Fatah untuk berdakwah ke rumah-rumah di sekitar pondok. Sejak itu, gerakan JT di Temboro semakin intensif. Keberadaan JT yang baru di Magetan memunculkan isu-isu tak sedap mengenai Al-Fatah. Pada September 1989, Kiai Uzairon, yang saat itu menjabat sebagai Rais Syuriah NU Magetan, memutuskan untuk keluar dari kepengurusan NU Magetan setelah melalui sidang yang diadakan oleh PCNU Magetan.

BACA JUGA:  Review Pondok Pesantren Unggulan di Jawa Timur: Panduan Lengkap untuk Calon Santri

Kiai Uzairon menggantikan ayahnya yang wafat pada tahun 1996 sebagai pengasuh pesantren. Pada tahun 2000, markas dakwah baru mulai dibangun di Trangkil untuk menampung santri dan rombongan JT yang semakin bertambah. Besarnya pengaruh Al-Fatah dan JT di Temboro menjadikan desa tersebut dijuluki Kampung Madinah.

K.H. Uzairon Thoifur Abdillah wafat pada tahun 2014. Pengurusan Al-Fatah dilanjutkan oleh dua adiknya, K.H. Ubaidillah Ahror dan K.H. Umar Fatahillah.

Pendidikan

Corak Keagamaan

Pondok Pesantren Al-Fatah secara umum tidak berbeda jauh dengan pondok pesantren NU lainnya dalam tradisi keagamaan. Pondok Pesantren Temboro mengikuti Syafiiyah dalam fikih, Asy’ariyah dalam akidah, dan Naqsyabandiyah dalam tarekat. Pembeda utama Al-Fatah dengan pondok pesantren lain adalah keterikatannya yang kuat dengan Jamaah Tabligh. Kitab-kitab karangan Maulana Muhammad Zakaria al-Kandhlawi dan Maulana Muhammad Yusuf al-Kandhlawi menjadi bahan ajar selain kitab-kitab kuning yang umum dipelajari di pondok. Para santri dan lulusan Temboro melakukan khuruj sebagaimana yang dilakukan anggota JT di tempat lainnya.

Jenjang dan Pondok

Pendidikan di Temboro yang paling dikenal adalah madrasah diniyah dengan masa belajar 10 tahun. Selain madrasah diniyah, Al-Fatah juga memiliki madrasah tahfiz Quran, daurah hadis, RA, MI, MTs, dan MA. Jumlah santri di Temboro hingga tahun 2021 mencapai sekitar 22.000 orang, dengan sekitar 1.000 santri berasal dari luar Indonesia.

Al-Fatah Temboro terbagi menjadi tiga pondok, yaitu Pondok Pusat, Pondok Utara, dan Trangkil Darussalam. Pondok putri dipusatkan di Trangkil Darussalam. Di luar Temboro, Al-Fatah memiliki 130 pondok cabang di Indonesia dan 4 pondok cabang di Malaysia.

Also Read

Bagikan:

Leave a Comment